Yoga
secara harfiah berasal dari suku kata “yuj” yang memiliki arti menyatukan atau
menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Patanjali memberikan definisi tentang
yoga yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran. Ada dua hal yang penting sebagai
seorang praktisi yoga adalah melatih secara terus menerus sekaligus tidak
terikat dengan hal-hal duniawi. Secara spiritual Yoga merupakan suatu proses di
mana identitas jiwa individual dan jiwa Hyang Agung disadari oleh seorang yogi,
Yogi adalah orang yang menjalani yoga, orang yang telah mencapai persatuan
dengan Hyang Agung.
Jiwa
manusia dibawa kepada kesadaran akan hubungan yang dekat dengan sumber realitas
(Hyang Widhi). Seperti setitik air yang bersatu dengan air di samudra. Yoga
adalah ketenangan hati, ketentraman, keahlian dalam bertingkah laku, Segala
sesuatu yang terbaik dan tertinggi yang dapat dicapai dalam hidup ini adalah
Yoga juga, Yoga mencakup seluruh aplikasi yang inklusif dan universal yang
mengantar kepada pengembangan / pembangunan seluruh badan, pikiran dan jiwa.
Yoga
pada dasarnya adalah sebuah cara atau jalan hidup. Bukan sesuatu yang keluar
dari kehidupan, bukan pula menjauhkan diri dari aktifitas, melainkan merupakan
performa yang efisien dengan semangat hidup yang benar. Yoga bukan pula
melarikan diri dari rumah dan kebiasaan hidup manusia, melainkan merupakan
suatu proses pembentukan sikap untuk hidup di rumah (keluarga) maupun hidup
bermasyarakat dengan suatu pengertian baru, Yoga bukan memalingkan dari
kehidupan, Dia merupakan spiritual dari hidup.
Yoga
adalah salah satu jalan keselamatan dalam Hinduisme, yaitu cara mencapai Moksa
atau kelepasan. Yoga berarti usaha mendisiplin diri untuk merealisasikan
kehadiran Tuhan dalam diri, dan juga berarti usaha mengatur kekuatan alam dari
roh, dan juga sebagai usaha penyatuan diri. Yoga merupakan salah satu dari enam
ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau
tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca
inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan. Masyarakat global umumnya mengenal
Yoga sebagai aktifitas latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta Yoga.
Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini
dilakukan dengan latihan pernapasan, oleh tubuh dan meditasi, yang telah
dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun.
Sedangkan
pengertian Yoga menurut Ensiklopedi umum adalah sistim ajaran gaib yang
diperkembangkan Hinduisme dengan maksud membebaskan orang dari dunia khayalan
seperti yang difahami dengan pancaindera. Pembebasan ini sukar dan mungkin
memerlukan beberapa kali umur hidup. Yogi (penganut yoga) yang percaya akan
pantheisme (kepercayaan bahwa dunia dengan segala isinya adalah Tuhan) mencari
persatuan dengan jiwa seluruh alam dunia. Penganut yoga yang atheis (tidak
mengakui adanya Tuhan) mencari perasingan yang sempurna dari segala jiwa-jiwa
lainnya dan pengetahuan diri sendiri yang sempurna. Kemudian terakhir yang
dicari ialah kemuliaan penerangan sempurna. Para penganut yoga memakai disiplin
jasmani untuk mencapai penyucian, kebersihan, samadi, dan latihan. Orang yang
melakukan tapa yoga disebut yogi, yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi
praktisi wanita. Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah
Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra lainnya.
Klasifikasi ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma
Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa Yoga sebagai sebuah cara atau jalan untuk mengendalikan
pikiran yang terobyektifkan serta kecendrungan alami pikiran dan mengatur
segala kegelisahan-kegelisahan pikiran agar tetap tak terpengaruh sehingga bisa
mencapai penyatuan antara kesadaran unit dan kesadaran kosmik.
Di
India, dalam kitab Upanishad dijumpai ajaran mistik (kebatinan) Hindu yang
mengajarkan ‘usaha penyatuan zat manusia (atman) dengan zat semesta (brahman),’
usaha mana dilakukan dengan praktek meditasi, pengetahuan mistik dan latihan
pernafasan. Zat itu dinamakan Prajapati yang dalam Upanishad Svetasvatara
disebut: “Aku (self) itu adalah api, matahari, angin, bulan, sama juga dengan
langit berbintang, itu adalah Brahman, air, Prajapati.” Pada hekekatnya hanya
ada satu zat, yaitu yang ‘ada’. ‘Zat’ ini dapat disebut ‘Prajapati’, tetapi ia
tidak dibayangkan sebagai dewa yang berpribadi, yang berdiri di luar dunia,
melainkan ‘dasar segala hal’ yang tidak berpribadi. Untuk menyatakan ‘dasar
segala hal’ itu, upanishad-upanishad selalu memakai istilah ‘Brahman.’Di dalam
upanishad-upanishad mulailah manusia mendapat perhatian yang besar.
Di
sini manusia dipandang sebagai cermin dunia. Segala daya kekuatan alam semesta
itu bertemu di dalam manusia seperti sinar cahaya yang bertemu pada titik api.
Agni, dewa api, Vayu, dewa angin, dan dewa-dewa lainnya berkedudukan di dalam
manusia. Dengan konsekwen, maka manusia digambarkan sebagai mikro-kosmos.’
Suatu pikiran yang lebih lanjut ialah: Kalau dunia ini pada hakekatnya satu,
maka manusia pun pada hakekatnya adalah satu juga. Yang dimaksud dengan itu
ialah, bahwa segala daya kekuatan di dalam manusia hanya mempunyai satu dasar
kekuatan saja. Maka perkataan yang dipakai orang untuk menunjukkan kesatuan
hidup yang terdalam pada manusia ialah ‘atman,’ sebuah perkataan yang asal
mulanya berarti nafas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar