Hai
sahabat Blogger semua,,sampunapi gatrane? Mudah-mudahan baik selalu. Sebelumnya
matur suksma buat UKM YOGA (sukses ya) yang sudah mengijinkan Ramzie buat
berbagi info untuk sahabat semua. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Seperti yang kita ketahui, segala sesuatu
dimulai dari diri sendiri. Jadi di tulisan ini, Ramzie akan memulai dari dalam
diri.
“
Bagi yang tidak berlebihan dalam hal makan dan rekreasi, yang wajar-wajar saja
dalam kegiatan kerjanya, yang tidurnya dan bangunnya teratur, yoga akan menjadi
penghapus dukanya”
Dalam
Bhagawadgita Bab VI.17
Nah,
dalam kutipan sloka di atas bukan berarti absen sepenuhnya dari kegiatan kerja,
tetapi yang disarankan adalah pengaturannya yang dimulai dari kebiasaan dalam
diri sendiri. Jika Sahabat mau, Sahabat bisa menghentikan kebiasaan-kebiasaan
lama dan menggantinya dengan kebiasaan baru yang lebih baik. Namun, seperti
halnya perubahan-perubahan dalam bidang lain, melakukan hal ini tentu pada
awalnya tidak mudah.
Ada
banyak yang berbohong pengen punya i-phone terbaru supaya kelihatan keren, toh
juga dia perlunya untuk sms
ma nelpon aja. Padahal, untuk bisa mengembangkan diri, sebelumnya Sahabat perlu
jujur, kalau malas ya akui malas, kalau senang gonta-ganti pacar ya akui saja,
tetapi jangan bangga, itu semua harus dirubah secara perlahan melalui
kebiasaan, ‘bisa ala biasa’ dan mencoba mengembangkan diri.
Sahabat
hanya perlu membuka pikiran Sahabat untuk menerima hal-hal baru. Nah,
ada beberapa hal yang Ramzie ambil dari Karen Ravn yang menulis sebuah artikel
bagus tentang bagaimana memecah kebiasaan lama di Los Angeles Times,
yaitu :
1) Hilangkan reward
yang Sahabat dapat dalam kebiasaan lama Sahabat
Kalau misalnya Sahabat selalu malas mengerjakan tugas kampus/kantor karena ada acara TV yang bagus, maka matikan TV Sahabat. Acara TV tersebut adalah reward dari kebiasaan lama Sahabat.
Kalau misalnya Sahabat selalu malas mengerjakan tugas kampus/kantor karena ada acara TV yang bagus, maka matikan TV Sahabat. Acara TV tersebut adalah reward dari kebiasaan lama Sahabat.
2)
Ganti dengan hal baru
Jika
Sahabat biasa berbelanja lebih di akhir pekan, ganti dengan kegiatan baru,
seperti berkumpul dengan keluarga di rumah.
3) Pilih dengan
bijak
Jika ingin
mengganti kebiasaan, pastikan kebiasaan baru Sahabat tidak terlalu berlebihan,
yang justru membuat Sahabat tidak nyaman.
4)
Hindari Risi
Misalnya
jika Sahabat tidak bisa tidak membeli sepatu ketika melewati toko sepatu, maka
solusinya adalah menjauhi toko sepatu, karena kebiasaan dipicu juga oleh
situasi atau keadaan di sekitar Sahabat.
5) Jadilah
Spesifik
Sahabat bisa
mengidentifikasi situasi tertentu yang benar-benar bisa memicu kebiasaan buruk Sahabat.
Jadi, mungkin Sahabat bisa pergi ke toko sepatu, tapi jangan bersama teman yang
kecanduan sepatu. Pemicu yang lebih spesifik di sini adalah teman Sahabat,
bukan toko sepatu.
6)
Terus Berlatih
Sahabat
ingin menghentikan kebiasaan bergosip, sehingga Sahabat selalu berlatih dan
membiasakan diri untuk tidak bergosip dengan teman Sahabat, si X. Akhirnya, Sahabat
sudah terbiasa untuk tidak bergosip. Namun, berhati-hatilah jika nanti Sahabat
bertemu si X lagi, karena kebiasaan lama Sahabat bisa "kumat".
Berlatihlah kapan saja, di mana saja, dan dengan siapa saja.
8) Ikuti Niat
Baik Sahabat
Penelitian
menunjukkan bahwa sebuah rencana sederhana, ketika Sahabat memiliki niat
"jika nanti" bisa membuat perbedaan besar.
Ini juga bisa
berlaku untuk atlit. Dalam suatu penelitian, ketika suatu kelompok pemain tenis
diminta untuk membuat pernyataan "jika nanti", lalu menuliskannya,
seperti: "Jika Saya marah, maka Saya akan menenangkan diri dan mengatakan,
SAYA pasti menang!' ", mereka akhirnya bisa bermain baik dalam
pertandingan.
9)
Melihat Ke Depan
Kebiasan
menunda bisa memberi kepuasan instan. Meski Sahabat tahu Sahabat akan
mendapatkan akibatnya, tapi Sahabat juga tahu bahwa akibatnya masih
"nanti". Jadi, lihat ke depan, dan pertimbangkan apa akibatnya jika Sahabat
menunda sesuatu.
10) Gunakan
Kekuatan Tekad
Anggap apa yang Sahabat
lakukan sebagai tes sekuat mana tekad Sahabat jadi bersaing dalam diri sendiri.
12)
Jangan Menyerah
Sahabat
pasti tahu, kalau kegagalan
atau jatuh-bangun itu sudah biasa. Jadi, kalau Sahabat berusaha berhenti
menghentikan kebiasaan untuk menggigit kuku, dan Sahabat masih melakukannya
sekali-kali, itu tak apa. Jangan menyerah dahulu, teruskan saja.
Semuanya terserah
Sahabat, apakah ingin mengubah kebiasaan dan mengembangkan diri atau tidak. Ramzie
cuma bisa memberi kiat atau tips saja, dan Sahabat perlu mencoba taktik-taktik
baru yang bisa membuat Sahabat berkembang menjadi lebih baik. GOOD LUCK!
Rama~Sita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar