Mungkin
anda sudah tidak asing lagi dengan binatang diatas, ya binatang ini memiliki
nama yang berbeda-beda sesuai daerah domisilinya, disulawesi binatang ini dikenal
dengan sebutan Mentok mungkin hampir sama dengan sebutan orang-orang
jawa,dibali binatang ini disebut Cuer/Kuir,sedangkan dilombok binatang ini
disebut Dolong,binatang ini banyak ditemui dikalangfan masyarakat pedesaa
maupun perkotaan. jika anda penasaran
seperti apa binatang tersebut maka anda bisa berkunjung ke Asrama Stah Negeri
Gde Pudja Mataram,disana ada beberapa binatang yang seperti itu hidup dan
berkembang dengan pemeliharaan yang cukup,tanpa disangka-sangka saya menemukan
sesuatu yang ternyata dibalik kelucuan dan keunikan binatang tersebut banyak sekali tersimpan suatu kisah
Inspiratif yang sangat sesuai diterapkan pada kehidupan di zaman kaliyuga ini.
Berawal dari sifat kebersamaan binatang tersebut yang sangatlah kuat dan sulit terpisahkan sempat saya memperhatikan,jika binatang ini sudah berkoloni(Berkelompok) maka akan sangat susah untuk memisahkan koloni tersebut,Rasa persaudaraan mereka sangat kental,andaikan manusia dapat menirukan sikap positif sekumpulan Dolong ini,maka sangat lah indah kehidupan didunia ini.
Ternyata
dolong mudah berbaur, dalam gambar tersebut ternyata dari 9(Sembilan) koloni
tersebut ada satu bebek yang terselip didalamya(yang diberi tanda panah),meskipun
mereka berbeda koloni namun koloni dolong yang jumlahnya lebih banyak dapat
menerima bebek yang tergolong dari koloni asing,jadi jelas nilai insfiratif
terkandung dalam hal tersebut,dimana kita sebagai manusia harus belajar
menerima orang lain yang berbeda dari kita,janganlah mementingkan individu atau
kelompok saja,orang asing belum tentu buruk,tidak ada salahnya jika kita
menerima dengan baik dahulu,terima dengan hormat,karena jika kita ingin menjadi
orang yang terhormat makan mulai sekarang belajarlah untuk menghormati orang
lain,kapan lagi kalau bukan sekarang.
Dolong
memiliki Rasa belas kasih dan kepedulian,mungkin awalnya anda tidak
percaya,namun kejadian ini saya alami sendiri,pada suatu sore sehabis pulang
dari sembahyang saya sempat kaget,ternyata salah satu Dolong yang hidup
diasrama telah Meninggalkan dunia untuk selama-lamanya,menurut informasi dari
pemilik dolong tersebut ternyata dolong itu mati karena terkena penyakit
menular hewan,awalnya saya biasa-biasa saja menanggapi hal tersebut namun
ternyata dibalik kematian dolong tersebut tersimpan suatu kisah inspiratif menarik.
disamping mayat dolong yang sudah mati,terdapat teman-teman satu koloninya yang
tetap setia menemani dolong yang sudah tidak benyawa tersebut,diantra koloni
tersebut terdapat 2 (Dua) Bebek jantan Pula,ternyata disana saya baru menyadari
ternyata hewan seperti dolong pun memiliki welas asih dan rasa kepedulian
terhadap sesama,kini kembali lagi kepada manusia,yang menjadi pertanyaan saat
ini adalah apakah manusia masih mempunyai rasa welas asih seperti itu,bahkan
ada fakta dilapangan yang saya temukan,ternyata rasa welas asih tersebut sudah
mulai menurun,terbukti dengan beberapa stagmen seseorang yang biasa
berkata(Siapa Loe Siapa Gue!!!) dan ada juga dengan bahasa daerah masing masing
yang menunjukan kurangnya rasa welas asih seperti (Mati Ibo Idup Kae) ada pula
(Mati Koe Urep Awakku),hal terebut sangatlah jelas begitu memprihatinkan.
Mungkin
itulah beberapa kisah Inspiratif yang saya angkat melalui kisah sekumpulan
Dolong,tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menyadarkan para
pembaca,bahwa Hewanpun memiliki sifat kebijaksanaan yang terkadang melebihi
Seorang Manusia,jadi apakah anda tidak malu dengan hewan jika anda memiliki
suatu sifat yang bahkan lebih jelek/lebih Buruk dan bahkan lebih hina dari
Hewan???? Renungkan Ini Saudara…!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar