PASTIKAN ANDA TERGABUNG DALAM YOGA RUTIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH UKM YOGA SETIAP HARI MINGGU DI KAMPUS STAHN GPM JAM 07.00 SUDAH MULAI.

Jumat, 11 April 2014

“PURVA SAMSKARA”, PENENTU ISTA DEVATA PUJAAN

Mungkin sobat yang baru sepintas melihat judul artikel saya ini akan bertanya dalam hati, “Koq judulnya tenget banget sih?” padahal sesungguhnya bukan, kalau berbicara tenget, maknai apa itu “tenget” hehe J, karena isi artikel ini adalah hal sepele yang kadang membuat rumit. Apa itu? Hal ini adalah mengenai mengapa orang-orang memiliki Dewa atau Dewi pujaan (idola) yang berbeda-beda. Ada yang lebih cenderung memuja Siva, memuja Rama, Memuja Krsna, Memuja Saraswati atau sebagainya padahal
kita sama-sama Hindu.
            Jawaban singkat untuk memahami hal tersebut adalah Purva Samskara, koq asing benget? Coba deh maknai perkata, “Purva” artinya di depan (terdahulu), sedangkan “Samskara” istilah lain reinkarnasi. Sehingga dapat dipahami Purva Samskara merupakan kelahiran terdahulu sebelum kelahiran pada kehidupan ini. Jadi kehidupan spiritual yang dijalankan oleh siapa saja sebenarnya tidak terlepas dari kehidupannya terdahulu. Sejauh mana karma terdahulu akan berlanjut pada kehidupan sekarang. Sehingga tingkatan spiritual seseorang tidak akan bisa dinilai dari waktu yang telah dilalui dalam dunia spiritual. Faktor karma sangat besar pengaruhnya. Olehnya, banyak dijumpai orang yang sudah lama menekuni spiritual belum bisa merasakan apa-apa dikalahkan oleh orang yang baru sebentar menekuni spiritual.

            Kembali ke masalah Ista Devata pujaan, ketika pada kehidupan terdahulu sudah merupakan salah satu Dewa/Dewi maka secara alamiah akan memuja Dewa/Dewi yang sama. Biasanya hal ini juga dapat diketahui bila berada dalam penderitaan dan kesusahan yang hebat, akan ada secara otomatis menyebut nama tuhan tertentu. Andaikata seekor kalajengking menyengat kita dengan hebat, secara spontan akan mengucap “Hey Rama”, atau yang lainnya mungkin mengucap “Hey Krsna”; sementara yang ketiga mengucap “Hey Saraswati” dan yang keempat juga mungkin mengucap “Hey Siva”. Itulah sesuatu yang nyata namun bersifat abstrak dan semuanya kembali pada keyakinan.
            Bila seseorang telah memuja Siva pada kelahiran terdahulu, maka secara alami akan menjadi pemuja Siva, begitu pula dengan yang lainnya, dan tentunya hal ini bukan bersifat paksaan atau keharusan. Tetapi hal ini adalah murni bersumber dari suara hati dan akan menumbuhkan kesejukan.
            Bagaimana sobat? Mulai paham? Semoga jawabannya “YA”, sehingga tidak sia-sia hal ibni saya suguhkan. Heheh J. Semoga artikel ini bermanfaat dan coba tanyakan pada diri sobat, “Siapa Ista Devata Pujaan saya?” dan temukan jawabannya sendiri. Biarkan ini menjadi rahasia pribadi sobat. Dharma Yoga!!!!


Posted By: W’R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Paling Sering dikunjungi